Jaringan Fiber Optic
A.
PENGENALAN FIBER OPTIC
a. Pengertian
Fiber Optic
Apa itu Fiber optik? Pengertian Fiber Optik adalah
suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus,
dan digunakan sebagai media transmisi karena dapat mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan tinggi.
Ukuran fiber optik ini sangat kecil dan halus (diameternya
hanya 120 mikrometer), bahkan lebih kecil dari helaian rambut manusia. Komponen
jaringan ini memiliki kecepatan transmisi yang tinggi dengan menggunakan
pembiasan cahaya sebagai prinsip kerjanya. Sumber cahaya yang digunakan untuk proses
transmisi adalah laser atau LED.
Fiber optik atau serat optik menjadi salah satu
komponen yang cukup populer dalam dunia telekomunikasi belakangan ini.
Pasalnya, kabel jaringan tersebut memiliki kecepatan akses yang tinggi sehingga
banyak digunakan sebagai saluran komunikasi.
b. Prinsip
Kerja Fiber Optic
Ada banyak kabel mentransmisikan dengan menggunakan suatu
aliran listrik, akan tetapi fiber optik telah menggunakan suatu aliran listrik
yang dapat dikonversikan pada aliran listrik. Dengan demikian ini tidak akan terganggu, karena
adanya sebuah gelombang elektromagnetik. Fiber optik bisa mempergunakan serat
kaca untuk sebuah bahan penyusunan.
Dengan begitu ini akan mendapatkan refleksi ataupun pantulan
cahaya dengan total tinggi dari sebuah cermin tersebut yang akan membuat data
mentransmisikan lebih cepat dengan jarak tak terbatas. Pantulan ini didapatkan
dengan melewati cahaya yang sedang berjalan di serat kaca pada sudut yang
terendah.
Selain itu pada proses kerjanya akan lebih efisiensi pada pantulan cahaya dengan
mempengaruhi kemurniandari bahan fiber optik. Dengan demikian ini akan membuat
semakin murni bahan dari gelas yang akan digunakan pada penyerapan cahaya yang
lebih sedikit dari fiber optik.
Jika kita melihat dari pembahasan fiber optik, kita bisa
dapatkan 3 prinsip kerja dari fiber optik. Nah dibawah ini merupakan 3 prinsip
kerja dari fiber optik, langsung saja simak ulasan dibawah ini.
- Sinyal awal atau source dengan bentuk sinyal listrik pada transmitter akan diubah oleh dioda/laser dioda (Tranducer Optoelektronik) hingga menjadi sebuah sinyal elektris kembali.
- Gelombang cahaya yang selanjutnya akan ditransmisikan lewat kabel fiber optik menuju ke penerima atau receiver yang ada di ujung lainnya dari fiber optik.
- Pada penerima atau receiver dimana sinyal optik akan diubah oleh photo diode (Tranducer Optoelektronik) hingga menjadi sebuah sinyal elektris kembali.
Pada perjalanan sebuah sinyal optik yang berasal dari
transmitter akan menuju ke receiver hingga terjadi suatu redaman cahaya
sepanjang kabel optik, konektor-konektor dan sambungan-sambungan sebuah kabel
pada perangkatnya. Oleh karena itu, apabila jarak transmisinya sudah jauh, ini
bertanda beberapa repeater akan berfungsi untuk mengkuatkan gelombang cahaya
yang akan mengalami redaman di sepanjang perjalanannya.
c. Teknologi
Fiber Optik
Jaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang
lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber), merupakan
suatu solusi strategis bagi jaringan pelanggan namun sangat sensitif terhadap
jenis teknologi. Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila
diterapkan secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun
pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi sangat
mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan, efektifitas investasi
serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru.
Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang
sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif
masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat
ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON
(Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid
Fiber Coax).
DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat
terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf
yang terintegrasi dengan coaxial.
2. Multi-mode Fiber (MMF)
Multi-mode Fiber atau Fiber multi-mode adalah jenis serat optik yang dirancang khusus untuk mentransmisikan lebih banyak sinar cahaya dalam waktu yang bersamaan dengan masing-masing pada sudut pantulan yang sedikit berbeda di dalam inti serat optic tersebut. Multi-mode Fiber ini pada umumnya digunakan untuk mentransmisikan data pada jangkauan jarak yang relatif dekat. Multi-mode Fiber memiliki inti yang lebih besar dengan ukuran diameter sekitar 62,5 mikron dan mentransmisikan cahaya inframerah yang panjang gelombangnya sekitar 850nm hingga 1.300 nm dari LED.Karena memiliki diameter yang lebih besar, jumlah pantulan cahaya yang dibuat ketika cahaya melewati inti menjadi meningkat sehingga menciptakan kemampuan untuk mentransmisikan lebih banyak data dalam waktu yang bersamaan.
b.Karakteristik Kabel Fiber Optik
c.konstruksi kabel fiber optic
1. Konstruksi
Jenis Kabel Duct
3. Konstruksi Jenis Kabel aerial (kabel udara).
4. Konstruksi Jenis Kabel Indoor (Kabel dalam gedung/rumah) kapasitas 2-6 Fiber Optic.
d. Kapasitas kabel, kode warna dan pelabelan kabel fiber optic.
Kabel fiber
optik memiliki berbagai kapasitas diantaranya: 6, 8,12, 24, 48, 96, 144,
248, 288 core. Susunan warna kabel fiber optik Distribusi :
a.
Jenis
Konektor fiber optic.
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor jenis ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual dan juga kecepatan pengiriman akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain. Konektor tersebut sangat mudah digunakan tanpa slicer/splicing tools.
3. ST (Straight Tip) Hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
7.Konektor MU terlihat seperti miniatur SC dengan ferrule 1,25 mm, dengan desain push-pull yang sederhana dan bodi miniatur yang ringkas. Digunakan untuk beberapa konektor optik kompak dan mekanisme self-retentive untuk aplikasi backplane. Konektornya terdiri dari rumah plastik. Konektor MU adalah konektor optik yang di miniatur dan dikembangkan dengan aplikasi kepadatan dan kinerjanya.
6.
Ligh Source
7. Optical Fiber Identifier
Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
9. Bit Error Rate Test
10. Fiber Optic Adapter
11. Splitter Optic
12. Fiber Node
13. Pigtail Fiber Optic
14. Optical Termination Box (OTB)
15. Joint Closure Optic
2. Kelengkapan keselamatan kerja
3. Urutan proses penyambungan, khususnya untuk keselamatan kerja.
1. Pekerjaan penangan kabel dan sarana sambung kabel
a) Gunakanlah sarung tangan.
1. Perijinan
3. Penempatan material dan peralatan kerja
a) Atur peralatan dan material agar tidak mengganggu lalulintas.
4. Cara parkir
a) Tempatkan kendaraan ke arah datangnya lalulintas.
5. Pemasangan rambu pengaman
1) Tujuan
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang adanya kegiatan.
2) Jenis rambu-rambu
a. Papan peringatan.
3) Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Harus dipasang walaupun pekerjaan hanya sebentar.
4) Penempatan rambu-rambu pengaman
c) Keselamatan kerja di manhole
d) Keselamatan kerja di atas tiang
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa
kriteria yaitu :
- Jenis jasa dan kapasitas.
- Kemudahan O&M.
- Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability).
- Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility).
- Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.
- Biaya efektif.
B. JENIS KABEL FIBER OPTIC
a. Jenis
Kabel Fiber Optic
1. Single-mode Fiber (SMF)
Kabel Fiber Optik atau Optical Fiber ini pada umumnya
terdiri dari dua jenis yaitu Single-mode fibers dan Multi-mode fibers.
1. Single-mode Fiber (SMF)
Single-mode fibers (Fiber Mode Tunggal) adalah jenis
serat optik yang umumnya digunakan untuk mentransmisikan jarak yang lebih jauh.
Fiber Mode Tunggal ini memiliki inti kecil yang berdiameter sekitar 9 mikron
dan mengirimkan sinar laser inframerah yang memiliki panjang gelombang
dari 1.300 nanometer hingga 1.550 nanometer. Karena memiliki diameter yang
lebih kecil yang memungkinkan hanya satu mode cahaya untuk merambat, jumlah
pantulan cahaya yang dibuat ketika cahaya melewati inti akan berkurang
dan dapat menurunkan pelemahan (attenuation) sehingga menghasilkan kemampuan
bagi sinyal untuk bergerak lebih jauh.
2. Multi-mode Fiber (MMF)
Multi-mode Fiber atau Fiber multi-mode adalah jenis serat optik yang dirancang khusus untuk mentransmisikan lebih banyak sinar cahaya dalam waktu yang bersamaan dengan masing-masing pada sudut pantulan yang sedikit berbeda di dalam inti serat optic tersebut. Multi-mode Fiber ini pada umumnya digunakan untuk mentransmisikan data pada jangkauan jarak yang relatif dekat. Multi-mode Fiber memiliki inti yang lebih besar dengan ukuran diameter sekitar 62,5 mikron dan mentransmisikan cahaya inframerah yang panjang gelombangnya sekitar 850nm hingga 1.300 nm dari LED.Karena memiliki diameter yang lebih besar, jumlah pantulan cahaya yang dibuat ketika cahaya melewati inti menjadi meningkat sehingga menciptakan kemampuan untuk mentransmisikan lebih banyak data dalam waktu yang bersamaan.
b.Karakteristik Kabel Fiber Optik
Karakteristik kabel jaringan fiber optik secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
- Bagian dalam kabel jaringan fiber optik terdiri dari inti yang terbuat dari serat kaca dan diselubungi oleh beberapa lapisan yang bersifat sebagai pelindung.
- Konektor yang umum digunakan untuk kabel jaringan fiber optik adalah konektor ST, namun baru-baru ini ada konektor lain yang diperkenalkan sebagai pasangan kabel jaringan fiber optik yakni konektor SC.
- Kecepatan transfer data yang mampu dilakukan kabel fiber optik berada di angka 100 Mbps ke atas (bahkan dapat mencapai 1000 Mbps).
- Biaya rata-rata pernode cukup mahal.
- Diameter kabel jaringan fiber optik dan dan ukuran konektornya relatif kecil sehingga fleksibel dalam proses instalasi.
- Panjang kabel jaringan fiber optik sangat panjang yakni mencapai 2 km (mengalahkan kabel jaringan lainnya seperti Coaxial dan Twisted Pair).
Karakteristik kabel fiber optik adalah sebagai berikut:
1. Beroperasi pada
kecepatan tinggi (gigabit per detik)
2. Mampu membawa
paket-paket dengan kapasitas besar
3. Biaya rata-rata
pernode cukup mahal
4. Media dan ukuran
konektor kecil
5. Kebal terhadap
interferensi elektromagnetik
6. Jarak transmisi yang
lebih jauh ( 2 - 60 kilometer)
c.konstruksi kabel fiber optic
2. Konstruksi jenis kabel direct buried (tanam langsung).
3. Konstruksi Jenis Kabel aerial (kabel udara).
4. Konstruksi Jenis Kabel Indoor (Kabel dalam gedung/rumah) kapasitas 2-6 Fiber Optic.
5. Konstruksi
Jenis Kabel Indoor (Kabel dalam gedung/rumah) kapasitas 8-12 Fiber Optic.
d. Kapasitas kabel, kode warna dan pelabelan kabel fiber optic.
Dalam kabel fiber optik dengan jumlah core yang banyak, maka
core itu akan dikelompokkan dalam satu selubung (tube). Satu tube mengandung 12
warna kabel fiber optik core. Dengan demikian kabel fiber optik 24 core akan
memiliki 2 tube yang masing masing berisi 12 warna core serat optik yang
berbeda. Warna selubung untuk pembungkus “kelompok” warna core serat optik pun
juga berdasarkan urutan di atas. Untuk contoh di atas, maka selubung corenya
akan berwarna biru dan orange. Demikian seterusnya. Sehingga jika anda mengupas
kabel fober optik 96 core, maka akan memiliki 8 selubung dengan warna biru,
orange, hijau, cokelat, abu-abu, putih dan merah. Dan jika menentukan warna
kabel fiber optik core yang ke 24, maka akan berada dalam selubung berwarna
orange, dan serat optik yang berwarna tosca. Demikian seterusnya.
1. FC (Fiber Connector): di gunakan untuk kabel
single mode dengan keakurasian sangat tinggi saat dihubungkan kabel dengan
transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan
posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
akurasinya tidak akan mudah berubah. Konektor jenis ini sangat mudah digunakan
tanpa slicer/splicing tools.
2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor jenis ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual dan juga kecepatan pengiriman akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain. Konektor tersebut sangat mudah digunakan tanpa slicer/splicing tools.
3. ST (Straight Tip) Hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
4. LC
Duplex (Lucent Connector) Ini adalah serat singlemode (9 mikron inti)
yang dirancang untuk mentransmisikan data jarak jauh dengan kecepatan tinggi.
Kabelnya adalah dupleks (dua serat) yang berarti memungkinkan komunikasi
sinkron antar perangkat. Diameter cladding adalah 125 mikron.
5. LC
Simplex. Dikembangkan oleh Lucent Technologies, konektor LC atau Lucent
Connector, ukurannya setengah dari ukuran konektor SC. Konektor LC digunakan
untuk penyebaran dengan kepadatan tinggi dimana beberapa serat berhenti di
dalam ruang tertutup. Konektor LC menggunakan ferrule 1.25mm dengan mekanisme
tab penahan yang serupa dengan konektor telepon atau RJ-45.Sama seperti
konektor SC, bodi konektor LC berbentuk persegi, dan dua konektor LC biasanya
diikat bersamaan dengan klip plastik untuk membuat koneksi dupleks.
Konektor LC dapat digunakan dengan kabel singlemode dan multimode. Pencocokan
konektor LC memiliki insertion loss sebesar 0.25dB.
6. Konektor
E2000 dengan mekanisme kopling push-pull menggunakan rana logam otomatis di
konektor untuk melindungi sinar laser dan debu. Konektor E2000 tersedia untuk
PC Singlemode, APC dan Multimode PC. Konektor E2000 adalah satu dari sedikit
konektor fiber optik yang sudah di lengkapi dengan rana pegas yang berfungsi
melindungi ferrule dari debu dan goresan. Rana ditutup secara otomatis saat
konektor dilepas, mengunci kotoran yang kemudian dapat menyebabkan kegagalan
jaringan, dan mengunci sinar laser yang berpotensi berbahaya.
7.Konektor MU terlihat seperti miniatur SC dengan ferrule 1,25 mm, dengan desain push-pull yang sederhana dan bodi miniatur yang ringkas. Digunakan untuk beberapa konektor optik kompak dan mekanisme self-retentive untuk aplikasi backplane. Konektornya terdiri dari rumah plastik. Konektor MU adalah konektor optik yang di miniatur dan dikembangkan dengan aplikasi kepadatan dan kinerjanya.
Konektor
serat dengan jenis pemolesan berbeda memiliki refleksi belakang yang berbeda.
Dengan perkembangan teknologi, empat jenis pemolesan tersedia: permukaan datar,
Kontak Fisik (PC), Kontak Fisik Ultra (UPC), dan Kontak Fisik Sudut (APC).
C.
BEKERJA DENGAN KABEL FIBER OPTIC.
1. Fusion Splicer
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk laser.
2. Stripper Atau Miler
Sama seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel coaxial dan UTP, kabel fiber optic juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit dan daging kabel.
3. Cleaver
Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapih. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap Jointing.
4. OPM (Optical Power Meter)
Alat yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC yang langsung berhubungan dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum mengetahui rumus yang digunakan untuk melakukan proses ini, berikut adalah rumusnya: (TX – RX =…dB dibagi jarak (Km).
a. Alat
Kerja Kabel Fiber optic
1. Fusion Splicer
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk laser.
2. Stripper Atau Miler
Sama seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel coaxial dan UTP, kabel fiber optic juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit dan daging kabel.
3. Cleaver
Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapih. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap Jointing.
4. OPM (Optical Power Meter)
Alat yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC yang langsung berhubungan dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum mengetahui rumus yang digunakan untuk melakukan proses ini, berikut adalah rumusnya: (TX – RX =…dB dibagi jarak (Km).
5.
Optical Time Domain Reflectometer (RTDR)
RTDR
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi komunitas atau
himpunan suatu kabel serat ptik dalam jarak tempuh tertentu, sehingga dengan
adanya alat ini diharapkan mampu menghasilkan jarak dari dua sisi yang
merupakan ukuran gangguan yang terjadi. Sehingga untuk melakukan
troubleshooting dapat dilakukan dengan baik, karena akan sangat mudah
menentukan suatu letak lokasi gangguan yang tengah terjadi. Alat OTDR ini
sendiri biasanya digunakan untuk melakukan pendeteksian Kabel Crack, Putusnya
core yang belum diketahui letaknya, Putusnya kabel atau juga untuk melakukan
bending.
Pada dasarnya, alat yang satu ini mempunyai fungsi untuk
memberikan suatu signal untuk jalur yang akan dilaluinya, misalnya untuk
mengukur suatu redaman jalur atu end to end dimana Light Source ini akan
berfungsi sebagai media yang memberi signal-nya.
7. Optical Fiber Identifier
Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
Alat
ini sering disebut juga Laser fiber optic atau senter fiber optic. Fungsinya
untuk melakukan pengetesan pada core fiber optic. Laser akan mengikuti serat
Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User (end to end) , bila core
tidak bermasalah laser akan sampai pada titik tujuan.
9. Bit Error Rate Test
Alat ini berfungsi sebagai pengecek koneksi jaringan TDM
(Time Divisio Multipleksi) yang mana jaringan TDM aplikasinya yaitu layanan
Clear Channel yang sedang coba di uraikan penulis. Secara spesifiknya BER TES
untuk mengecek dan mengetahui TX atau RX yang error, melalui pengiriman paket
dan lup.
10. Fiber Optic Adapter
Fiber
Optik Adapter merupakan suatu komponen yang digunakan untuk melakukan
penyambungan/menghubungkan kabel fiber optik satu dengan yang lain. jika
penyambungan dilakukan terhadap kabel fiber optik yang memiliki konektor
berbeda maka fiber optik adapter disebut fiber optik adapter hibrid atau Special Adapter.
11. Splitter Optic
Splitter merupakan komponen yang bersifat pasif dan dapat
memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.
Splitter pada PON dikatakan
pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap
pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan
cara kerjanya membagi daya optic sama rata.
12. Fiber Node
Fiber node merupakan suatu titik terminasi antara jaringan
optik dengan jaringan koaksial. Fiber nod eberupa perangkat opto elektronik
yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang berasal dari distribution hub
menjadi sinyal elektrik untuk diteruskan ke rumah rumah pelanggan melalui kabel
koaksial dan sebaliknya.
13. Pigtail Fiber Optic
Pigtail
fiber optic merupakan sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor
diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki
konektor. Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan
disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable).
14. Optical Termination Box (OTB)
Optical
Termination Box, berfungsi sebagai pendistribusian fiber seperti FDF yang
menampung maksimum 72 core. Optical Terminal Box juga digunakan untuk
menghubungkan kabel serat optik indoor maupun outdoor dan patchcord. OTB dapat
dipasang di dinding maupun tiang.
15. Joint Closure Optic
Joint Closure merupakan
sebuah box atau tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber optic. Sebagai
contoh : Jika ada kebel fiber optic putus karena terpotong atau terbakar maka
kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicingan di taruh di Closure.
b.
Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dalam penggunaan alat kerja fiber optic
a) Keselamatan
kerja pada penyambungan fiber optik.
Dalam panyambungan fiber optik ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Kebersihan
tempat maupun alat kerja.
1) Sebelum bekerja yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik (sudah dikalibrasi)
2) Tempat dan alat bekerja harus bersih dari debu atau kotoran yang lain.
3) Setelah selesai bekerja alat dan tempat kerja dibersihkan dari sisa pekerjaan seperti potongan optik, jelly yang menempel dan kotoran lainnya.
1) Sebelum bekerja yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik (sudah dikalibrasi)
2) Tempat dan alat bekerja harus bersih dari debu atau kotoran yang lain.
3) Setelah selesai bekerja alat dan tempat kerja dibersihkan dari sisa pekerjaan seperti potongan optik, jelly yang menempel dan kotoran lainnya.
2. Kelengkapan keselamatan kerja
Pekerjaan penyambungan optik baik dalam penangan closure /
sarana alat sambung maupun penyambungan fiber mempunyai beberapa kelengkapan
keselamatan kerja yaitu:
1) Sarung tangan.
2) Isolasi / Lak ban.
3) Kacamata pelindung.
3. Urutan proses penyambungan, khususnya untuk keselamatan kerja.
1. Pekerjaan penangan kabel dan sarana sambung kabel
a) Gunakan alat / perkakas kerja yang benar.
b) Memakai sarung tangan untuk pekerjaan seperti
penarikan kabel, pengupasan kulit kabel, terminasi kabel.
c) Perhatikan lekuk kabel pada rute menikung,
perhatikan aturan bending kabel.
2. Pekerjaan penyambungan fiber (serat)
optik
a) Gunakanlah sarung tangan.
b) Gunakan kacamata pelindung mata (bila ada).
c) Sisa potongan optik dibersihkan dari alat maupun
tempat kerja dengan cara diambil dengan lack band dan dibungkus kembali dengan
lack band, kemudian dibuang ke tempat sampah.
d) Jangan menyentuh langsung fiber optik yang sudah
dikupas dengan tangan telanjang.
e) Jangan meniup potongan fiber opti
b) Keselamatan
kerja di jalan.
Hal-hal yang perlu dipenuhi dalam bekerja di jalan, sbb:
1. Perijinan
2.Kewajiban penanggung jawab
lapangan
a) Memprediksi arus lalu lintas, terutama jam
sibuk.
b) Mencegah masuknya pihak ketiga.
c) Bila perlu menempatkan petugas lalu-lintas.
3. Penempatan material dan peralatan kerja
a) Atur peralatan dan material agar tidak mengganggu lalulintas.
b) Gunakan lampu penerangan, khususnya malam hari.
4. Cara parkir
a) Tempatkan kendaraan ke arah datangnya lalulintas.
b) Aktifkan rem tangan dan persneling pada rendah
atau posisi mundur.
c) Ganjal roda bagian depan maupun belakang.
d) Menyediakan jalur bagi pejalan kaki.
e) Menyediakan jalur bagi kendaraan umum.
5. Pemasangan rambu pengaman
1) Tujuan
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang adanya kegiatan.
b. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
2) Jenis rambu-rambu
a. Papan peringatan.
b. Lampu (flashing light).
c. Safety cone, safety bar, pagar/ tali pembatas,
bendera dll.
3) Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Harus dipasang walaupun pekerjaan hanya sebentar.
b. Harus jelas dan nampak dari kejauhan.
c. Saat memasang, harus dilakukan dari arah
datangnya kendaraan dan sebaliknya pada saat pengambilan.
d. Pastikan rambu-rambu tersebut masih berfungsi
dengan baik.
4) Penempatan rambu-rambu pengaman
c) Keselamatan kerja di manhole
1. Didalam MH kemungkinan ada gas-gas yang
membahayakan atau berkurangnya oksigen yang tidak dapat dideteksi panca indera.
Oleh sebab itu sebelum melakukan kegiatan didalam MH harus dilakukan:
Ventilisasi, pengukuran gas, dan
mengeluarkan air dari dalam MH, dll.
2. Hal-hal harus diperhatikan:
1) Gunakan tangga khusus waktu masuk
kedalam MH
2) Gunakan tali atau kantong untuk me-
nurunkan/menaikkan material & peralatan.
3) Bekerja di MH paling sedikit harus
dilakukan 2 orang (1 orang harus berada diluar MH)
4) Jangan menyalakan api di dalam MH
Ventilisasi :
Tujuan : menghilangkan gas-gas berbahaya serta mencukupi
kandungan oksigen. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan ventilator MH
2) Tempatkan pada posisi yang menguntungkan
3) Jarak
antara ujung pipa dengan dasar MH + 30 c
d) Keselamatan kerja di atas tiang
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Sebelum menggali tanah, periksa jaringan lainnya yang ada
di dalam tanah.
2) Pasang aksesoris sebelum tiang didirikan.
3) Saat akan naik keatas tiang, periksa kondisi tiang.
4) Kenakan sabuk pengaman, helm, sarung tangan, dsb.
5) Hentikan kegiatan saat hujan turun yang disertai dengan
petir.
c. Cara
penggunaan alat kerja fiber optic
- Siapkan bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk penyambungan seperti: Serat optik, Sleve Protection, Fiber Striper, Fiber Cleaver, Tisue, Alkohol 90%, Sarung Tangan karet, dan lain sebagainya.
- Masukan Sleve Protection ke salah satu ujung serat yang akan disambungkan. Dimana fungsi Sleve Protection sendiri adalah sebagai lapisan penguat di titik penyambungan dan juga berperan sebagai lapisan coating pengganti.
- Kupas bagian coating pada kedua ujung serat menggunakan Fiber Striper, Biasanya Fiber Striper memiliki 3 lubang pengupasan karena coating pada serat optik memiliki banyak lapisan.
- Bersihkan kedua ujung serat yg telah dikupas bagian coatingnya menggunakan tissue dan alkohol 90%
- Potong kedua ujung serat menggunakan Fiber Cleaver, dimana fungsinya sendiri adalah meratakan bagian ujung dari fiber sehingga redaman yg dihasilkan kecil, menggunakan mata pisau khusus biasanya berbentuk bulat dengan mata pisau yg sangat tacam sehingga ujung dari fiber terpotong rata.
- Setelah melakukan langkah-langkah diatas maka dimulai proses penyambungan mengguanakan Fusion Splicer. Cara meletakan kedua ujung fiber yg akan disambungkan haruslah mendekati ujung batang dioda dan juga tidak boleh melebihi ujung dari batang dioda. Cek posisi kedua ujung kabel pada layar lcd pada Fusion Splicer. Jika posisi kedia ujung telah sesua maka dapat dilakukan penyambungan.
- Pada alat Fusion Splicer biasanya telah tersedia slot untuk peleburan sleve Protector, setelah penyambungan selesai maka leburkan Sleve Protector pada titik penyambungan sehingga terlindung dari kotoran maupun putus dadakan.
Tidak ada komentar